MariKita Mengenal Ciri-Ciri Pewaris Nabi SAW a) Mencontohi Nabi SAW pada perbuatan, kelakuan dan adab budi pekerti Baganda SAW sehingga mewarnai hidup mereka. Berjumpa dengan mereka seolah-olah berjumpa dengan Nabi SAW;
Beliaumenjelaskan: "Mereka (ulama pewaris Nabi), adalah orang-orang yang mengembara dari satu negeri ke negeri yang lain untuk mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian mencatatnya dalam lembaran-lembaran dengan metode yang bermacam-macam seperti (karya tulis berbentuk) musnad 2, majma' 3, mushannaf 4
Sementaraciri khas kaum Muslimin Ahlussunnah Wal-Jama'ah adalah memberikan penghargaan yang tinggi terhadap para ulama serta otoritas penuh dalam penafsiran teks-teks keagamaan. Rasulullah saw bersabda, "Para ulama itu pewaris para nabi". (HR. Ibn Asakir dan Ibn al-Najjar).
Ulamaharus menjadi teladan dan pewaris para Nabi yang membangun harmoni di antara umat, bukan justru sebaliknya mendorong disharmoni. Pada ranah ini, Adonis dalam bukunya, al-Tsabit wa al-Mutahawwil, menyampaikan pandangan kritis terhadap integrasi agama dan kekuasaan, sebagaimana diungkapkan Imam al-Ghazali di atas.
Berdasarkanpemerhatian Ulama Billah Nabi telah memberikan beberapa petunjuk yang jelas didalam hadis2 yang diatas, berkenaan ciri2 umum golongan yang selamat di antaranya : Kunci pertama : Mereka yang mengikuti Sunnahku. Kunci kedua : Mereka yang mengikuti Sunnah sahabatku. Kunci ketiga : Tinggalkan bid'ah. Kunci Keempat : Golongan atau Jamaah.
Bahkankitalah yang perlu bersama-sama duduk bersimpuh menuntut ilmu kepada para ulama yang memiliki ciri-ciri pewaris Nabi serta berhati-hati kepada sesiapa sahaja yang sering mendabik dada bahawa dirinya adalah ulama, terutamanya dalam rangka meraih populariti politik demokrasi akhir-akhir ini. Tidaklah dinamakan sebagai ulama orang-orang
Nr69W. - Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang berarti tidak ada lagi nabi setelahnya. Risalah kenabian telah sempurna dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Walaupun begitu, sebagai seorang manusia Nabi Muhammad mempunyai batas waktu di dunia ini. Oleh karena itu beliau tidak bisa terus mendampingi umatnya sampai hari kiamat. Lantas siapakah yang mengemban tugas kenabian sepeninggal Nabi Muhammad SAW? Tak lain dan tak bukan adalah para ulama. Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa beliau tidak mewariskan Dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Dan para ulama adalah pewaris para nabi. Siapakah ulama itu? Secara sederhana para ulama adalah orang yang berilmu. Namun dalam konteks keagamaan, ulama seseorang yang mumpuni dalam ilmu agama. Adapun yang mempunyai kemampuan dalam bidang sains disebut ilmuwan. Ahli dalam spektrum keilmuan yang luas disebut cendekiawan. Tak hanya keilmuan agama yang mumpuni, seorang ulama juga mesti memiliki Akhlakul Karimah. Dalam istilah ilmu hadits, kemampuan keilmuan disebut dengan dhawabith dan Akhlakul Karimah disebut dengan 'adalah atau keadilan. Seorang yang dhabit sekaligus adil otomatis diterima haditsnya. Namun jika ada cacat salah satu atau dua-duanya maka haditsnya menjadi lemah. Selanjutnya ciri seorang ulama adalah kuatnya spiritualitas. Hal ini disebutkan dalam QS. Fathir 28 yang menyatakan bahwa para ulama adalah hamba-hamba Allah yang takut kepadaNya. Innamaa yakhsyallaaha min 'ibaadihil 'ulamaa. Ulama yang kering spiritualitasnya tidak akan bisa menyentuh hati jama'ahnya. Spiritualitas juga menjadi sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya. Sikap yang perlu dimiliki oleh seorang ulama juga independensi. Independensi artinya seorang ulama berpikir dan bersikap berdasarkan ijtihad dan nilai yang dia pegang. Bukan karena kepentingan atau pesanan siapapun. Bahkan seorang ulama banyak yang mendapatkan hukuman dari penguasa karena tidak mau disetir oleh kepentingan penguasa. Kisah paling terkenal adalah bagaimana Imam Ahmad bin Hanbal teguh memegang akidahnya di saat kelompok Muktazilah berkuasa. Terakhir seorang ulama harus bergaul dan bermanfaat bagi masyarakat. Seorang ulama yang menjauh dari masyarakat dan menuntut ilmu untuk dirinya sendiri tidak sejalan dengan semangat kenabian. Dimana Nabi Muhammad SAW berbaur dan berjuang bersama sahabatnya. Nabi Muhammad pun tak segan merangkul kelompok lemah dan juga bergaul dengan kelompok kaya. Nabi Muhammad hidup bermasyarakat walaupun sesekali merenung dalam Gua Hira.
Jalan untuk meneladani ajaran Nabi Muhammad SAW adalah dengan berguru kepada para ulama. Sebab, ulama-ulama merupakan pewaris para nabi yang menyebarkan ajaran Islam melewati ruang dan waktu hingga sampai sekarang ini. Namun sayangnya, orang-orang yang mengaku ulama dan berniat mencari pengakuan duniawi banyak dijumpai. Hal ini sejatinya tidak terlalu mengherankan karena sekelas nabi pun banyak yang sejatinya ulama yang menjadi pewaris para nabi adalah orang-orang yang harusnya tulus ikhlas karena mencari ridha Allah. Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Qomiโ At-Tughyan menceritakan beberapa ciri-ciri seseorang bisa disebut sebagai ulama. baca juga 7 Ulama Terkenal yang Memilih Menjomblo Sepanjang Hayat UU TPKS Harus Dijadikan Rujukan Adili Kasus Mas Bechi Ijtima Ulama di Yogya Dukung Sandiaga Uno Maju Pilpres 2024 Pertama, antara perkataan dan perbuatannya tidak bertentangan selaras. Ulama seharusnya melakukan kebajikan seperti yang ia katakan dan meninggalkan perbuatan yang dilarang seperti yang ia seorang ulama tidak melakukan apa yang ia katakan dan ia larang maka ulama tersebut termasuk orang-orang yang munafik. Naudzubillah. Kedua, menjauhi perbuatan yang berlebihan berkaitan dengan makan, tempat tinggal, perabot rumah tangga, hingga pakaian tidak suka kemewahan. Ketiga, menekuni ilmu sesuai dengan kadar kemampuannya, semangat dalam menjalankan ketaatan, serta menghindari ilmu-ilmu yang berpotensi memunculkan perdebatan di kalangan umat. Keempat, tidak terjun ke dalam pemerintahan politik praktis kecuali diniatkan untuk memberi nasihat, mencegah kezaliman, dan membimbing untuk mencari ridha Allah SWT. Kelima, tidak mudah berfatwa. Ketika ulama menjumpai masalah yang tidak jelas maka ia akan berkata, โSaya tidak tahu, silakan bertanya kepada ahli fatwaโ. Hal ini penting, sebab ulama tersebut tidak akan memberi suatu fatwa tanpa melakukan pengkajian terlebih dahulu. Begitulah pendapat Imam Nawawi Al-Bantani terkait dengan ulama. Semoga kita dapat berjumpa dengan orang-orang yang menjadi pilihan Allah dan dijauhkan dari kemungkaran. Wallahu a'lam.[]
Tidak semua manusia di muka bumi ini menjadi pewaris Nabi. Ada orang-orang tertentu yang dipilih, dan telah memiliki sifat-sifat yang memenuhi kriteria sebagai seorang ulama pewaris Nabi. Predikat terbaik bagi seorang ahli ilmu adalah menjadi pewaris Nabi, dan sebaik-baik para makhluk adalah pewaris Nabi. Ibnu Abbas berkata, โUlamaโ ialah orang-orang yang mengetahui bahawa sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas setiap sesuatuโ. Dan tambahnya lagi,โ Orang alim ialah mereka yang tidak melakukan syirik kepada Allah dengan sesuatu pun, serta dia menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya. Ciri-ciri ulamaโ pewaris nabi yang pertama ialah takut akan Allah SWT. Hal ini sebagaimana Firman Allah. ุฅูู
ุง ูุฎุดู ุงููู ู
ู ุนุจุงุฏู ุงูุนูู
ููุคุง ุฅู ุงููู ุนุฒูุฒ ุบููุฑ โโฆ.. Sesungguhnya golongan yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya ialah para ulamaโ. Sesungguhya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,โQS. Al-Fathir 28 Ibnu Abbas berkata, โSesiapa yang takut akan Allah, maka dia adalah orang alimโ. Ciri kedua ialah beramal dengan segala ilmunya. Sebagaimana sebuah hadist dalam Sunan Ad-Darimi ููุฅููููู
ูุง ุงูุนูุงููู
ู
ููู ุนูู
ููู ุจูู
ูุง ุนูููู
ู โSesungguhnya orang alim itu adalah orang yang beramal dengan apa yang dia ketahui.โ Sayyidina Ali berkata, โWahai orang yang mempunyai ilmu! beramallah kamu dengannya karena sesungguhnya orang yang alim itu adalah orang yang beramal dengan ilmu yang dia ketahui, serta selaras antara ilmunya dengan amalannyaโ. Ciri ketiga hatinya bersih daripada syirik dan maksiat, serta tidak tamak kepada makhluk di dunia. Ibnu Umar berkata, โTiadalah seseorang lelaki itu dianggap alim sehingga dia tidak hasad dengki kepada orang yang lebih alim daripadanya, tidak menghina orang yang kurang daripadanya serta tidak mencari dengan ilmunya upahan kebendaanโ. Ciri keempat ulamaโ ini meneruskan tugas nabi, yaitu mengajar, mendidik, membersihkan hati umat daripada syirik dan maksiat serta berdakwah dan memerintah mengikut perintah Allah. Hal ini sebagaimana kita fahami dalam ayat 2 surah al-Jumaah, ูู ุงูุฐู ุจุนุซ ูู ุงูุฃู
ูุฆู ุฑุณููุง ู
ููู
ูุชููุง ุนูููู
ุกุงูููุชู ููุฒูููู
ููุนูู
ูู
ุงููุชุจ ูุงูุญูู
ุฉ ูุฅู ูุงููุง ู
ู ูุจู ููู ุถูููู ู
ุจูู โDialah Allah yang telah mengutuskan kepada kalangan orang-orang arab yang buta huruf seorang rasul dari bangsa mereka sendiri yang membacakan ayat-ayat Allah yang membuktikan keesaan Allah dan kekuasaanNya. Dan membersihkan mereka daripada aqidah yang sesat serta mengajarkan mereka kitab Allah dan hikmat pengetahuan yang mendalam mengenai hukum-hukum syariat. Dan sesungguhnya mereka sebelum kedatangan nabi Muhammad SAW adalah dalam kesesatan yang nyata.โ Itulah ciri-ciri ulama yang memegang warisan Nabi, mereka akan senantiasa mengajak kebaikan dibanding dengan sesuatu hal yang sia-sia. Maka dari itu, sesiapa saja yang ingin mendapatkan warisan Nabi, maka ikutilah sifat-sifat di atas, sehingga keuntungan amalanlah yang akan diraih, wallahu aโalam. [] Sumber Riyadhus Shalihin/Karya Syeikh Salim bin Ied Al-Hilali/Penerbit Pustaka Asy-Syafiโi
Kata Kunci Pendidikan Aqidah; Nubzah Fil Aqidah Al-Islamiyah; Pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan1 Bagaimana pendidikan aqidah yang terkandung dalam kitab Nubzah Fil Aqidah Al-Islamiyah karya Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin 2 Bagaimana relevansi pendidikan aqidah dalam kitab Nubzah Fil Aqidah Al-Islamiyah karya Muhammad Bin Shalih AlUtsaimin dengan pendidikan Islam saat ini. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian library research atau penelitian kepustakaan yang khusus mengkaji suatu masalah untuk memperoleh data dalam penulisan penelitian ini. Adapun sumber data dari penelitian ini diperoleh dari sumber primer adalah kitab Nubzah Fil Aqidah Al-Islamiyah dan sumber sekunder adalah buku-buku aqidah lain yang relevan dengan pembahasan penulisan skripsi. metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis isi content analysis. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertama, tujuan pendidikan aqidah menurut Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin adalah untuk mengikhlaskan niat, amal dan ibadah hanya kepada Allah SWT semata, membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari aqidah, meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu dan kelompokkelompok. Materi pendidikan aqidah yaitu iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar. Adapun metode pendidikan aqidah adalah metode hiwar percakapan, amtsal perumpamaan, kisah, dan targhib motivasi. Kedua, secara umum konsep pendidikan aqidah perspketif Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin relevan terhadap pendidikan aqidah saat ini, baik itu terhadap pendidikan aqidah di lembaga-lembaga sekolah, maupun terhadap pendidikan aqidah di tengah-tengah masyarakat, hal ini dapat dilihat dari kesesuaian definisi aqidah, tujuan pendidikan aqidah, dasar pendidikan aqidah, serta metode dan materi yang beliau tawarkan dengan konsep aqidah saat ini.
Ulama adalah pewaris estafeta dakwah para nabi . Ilustrasi ulama JAKARTA โ Ulama adalah pewaris Nabi. Apa maksudnya? Nabi Muhammad SAW sendiri telah menggambarkan bahwa ulama itu berperan sebagai ahli waris para nabi. Hal ini diketahui berdasarkan sebuah hadits panjang yang diriwayatkan dari jalur Abu Darda, sebagai berikut ู
ู ุณูู ุทุฑูููุง ูุทูุจู ููู ุนูู
ูุงุ ุณูู ุงูููู ุจู ุทุฑูููุง ู
ู ุทูุฑููู ุงูุฌูููุฉูุ ูุฅููู ุงูู
ููุงุฆูุฉู ููุชุถุนู ุฃุฌูุญุชููุง ูุทุงูุจู ุงูุนูู
ู ุฑุถูุง ุจู
ุง ูุตูุนุ ูุฅููู ุงูุนุงูู
ู ูููุณุชุบูุฑู ูู ู
ูู ูู ุงูุณู
ูุงุชูุ ูู
ู ูู ุงูุฃุฑุถูุ ูุงูุญูุชุงูู ูู ุฌููู ุงูู
ุงุกูุ ูุฅูู ูุถูู ุงูุนุงูู
ู ุนูู ุงูุนุงุจุฏู ููุถูู ุงููู
ุฑู ูููุฉู ุงูุจุฏุฑู ุนูู ุณุงุฆุฑู ุงูููุงูุจูุ ูุฅููู ุงูุนูู
ุงุกู ูุฑุซุฉู ุงูุฃูุจูุงุกูุ ูุฅููู ุงูุฃูุจูุงุกูุ ูู
ููููุฑููุซูุง ุฏููุงุฑูุงุ ููุง ุฏุฑูู
ูุงุ ุฅูู
ุง ููุฑูุซูุง ุงูุนูู
ูุ ูู
ู ุฃุฎุฐู ุฃุฎุฐ ุจุญุธูู ูุงูุฑู โRasulullah SAW bersabda, "Siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Orang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi sampai ikan di air. Keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Para ulama itu pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham. Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Siapa yang mengambil ilmu itu, maka telah mendapatkan bagian yang paling banyak." Dilansir dari laman Mawdoo, dijelaskan bahwa salah satu ciri dan keutamaan terbesar dari para ulama adalah karena mereka ahli waris para nabi. Mereka tidak mewarisi uang atau barang darinya dari hal-hal duniawi, melainkan ilmu. Baca juga Lokasi yang Disebut Rasulullah SAW Padang Mahsyar di Dunia Para Nabi SAW tentu merupakan ciptaan Allah SWT yang terbaik di Bumi. Maka, ahli waris mereka haruslah yang terbaik dari ciptaan setelah mereka. Siapa? Mereka adalah ulama, dan sudah diketahui dengan baik bahwa warisan berpindah dari pewaris ke ahli waris secara langsung yang menempati posisi setelahnya. Para ulama tidak dapat menggantikan para nabi, tetapi mereka berperan untuk berdakwah di jalan Allah SWT dan mengajarkan agamanya seperti para Nabi. Ini menjadi peringatan tentang perlunya menghormati ulama dan merujuk pada mereka terkait berbagai perkara dan urusan ibadah. Sebab, itu hak mereka sebagaimana hak para nabi. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
ciri ulama pewaris nabi